Depok akhirnya resmi menjadi Kota Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Hal ini seiring deklarasi yang diselenggarakan di Balairung Universitas Indonesia (UI), Rabu (19/12) pagi.
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, peran guru atau pun dosen sangat penting. Mereka membawa kita menjadi seperti sekarang ini. “Pendidikan punya pengaruh besar bagi bangsa. Tanpa pendidikan bangsa tidak akan maju,” katanya.
Aher, begitu Heryawan biasa disapa menambahkan, sekolah tidak boleh membeda-bedakan pendidikan terhadap anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dengan yang lainnya. Sekolah harus memberikan pendidikan yang sama, bahkan lebih mementingkan pendidikan khusus ini.
“Pihak sekolah atau pun sesama pelajar harus saling menghormati, menghargai, dan memberi perhatian,” tambahnya. Pemprov Jabar juga akan membangun 600 sekolah tahun depan. Sekarang, lanjut Aher, sekolah di Jawa Barat baru 300 sekolah. Nantinya akan dibangun 300 sekolah lagi.
Sementara, Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, guru di sekolah inklusi harus mendidikan siswa berkebutuhan khusus agar mampu meningkatkan potensinya.
“Pendidikan untuk semua golongan, jangan membeda- bedakan baik anak berkebutuhan khusus maupun yang normal. Harus dikembangkan potensi, minat, dan bakatnya,” katanya.
Deklarasi juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, Sekretaris Jenderal Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Giat Suwarno, dan 5.000 guru se-Kota Depok.
Dalam acara itu, diputarkan video tentang perjalanan Depok menuju Kota Penyelenggara Pendidikan Inklusif. Selain itu, ada juga hiburan
dari berbagai sekolah yang menyediakan pendidikan inklusif di Depok.
dari berbagai sekolah yang menyediakan pendidikan inklusif di Depok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar